PERCOBAAN
III
PEMBUATAN
TAWAS
Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2013
I.
Tujuan Praktikum
Mengetahui pembuatan tawas dari limbah cair hasil pembuatan
gas hidrogen
II.
Dasar Teori
Lingkungan hidup adalah semua benda yang
hidup (biotik) dan yang tidak hidup (abiotik) serta kondisi yang ada dalam
ruang yang kita tempati. Antara manusia dan lingkungan terdapat hu ungan timbal
balik, manusia mempengaruhi lingkungannya begitu juga sebaliknya. Jika
lingkungan tercemar maka manusia akan merasakan dampaknya. Persoalan lingkungan
yang ada hampir selalu ditimbulkan oleh ulah manusia dan kegiatan produksi yang
dilakukannya. Kedua aktivitas ini merupakan sumber pencemaran lingkungan karena
menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan yang berbahaya yang tidak dapat di
daur ulang. Kegiatan produksi selain menghasilkan produk yang mempunyai nilai
ekonomi juga menghasilkan limbah, berupa limbah padat, cair maupun gas.
Limbah-limbah tersebut akan menyebabkan pencemaran lingkungan meliputi
pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap
berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini
cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada
jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari
dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3.
Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24
H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium
merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral
atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat
larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi
pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam
air.
Tawas telah dikenal sebagai flocculator
yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air.
Tawas sering sebagai penjernih air ,kekeruhan dalam air dapat dihilangkan
melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya
bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18 H2O]
atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC)
dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan
dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam
proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium
dengan menggunakan tes yang sederhana. Prinsip penjernihan air adalah dengan
menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid.
Tawas sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai
koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang
baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.
III.
Alat dan Bahan
Ø Alat
1.
Erlenmeyer
2.
Gelas ukur
3.
Gelas beaker
4.
Corong
5.
Batang pengaduk
6.
Neraca Analitik
7.
Hot plate
8.
Kertas saring
Ø Bahan
1.
Alumunium foil
2.
KOH 20%
3.
NaOH 20%
4.
H2SO4
(air aki)
5.
Etanol 70%
IV.
Cara Kerja
1.
Ditimbang alumunium foil
sebanyak 0,8 gr
2.
Dimasukkan ke dalam
gelas beaker yang berisi 50 mL KOH 20% kemudian dipanaskan di atas hot plate
3.
Proses pemanasan
dihentikan sampai gelembung-gelembung gas yang terbentuk hilang
4.
Larutan tersebut
disaring dan didinginkan
5.
Ditambahkan dengan 30 mL
H2SO4 (air aki) sambil diaduk
6.
Larutan disaring dan
didinginkan di dalam es
7.
Kristal tawas yang
terbentuk dipisahkan dengan corong dan dicuci dengan 20 mL etanol 70%
8.
Endapan dikeringkan,
setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
9.
Dilakukan percobaan yang
sama dengan melarutkan alumunium foil dalam NaOH 20%
V.
Data Pengamatan
NO
|
Alumunium
|
Ditambahkan
|
Hasil
|
Berat Tawas
|
Berat Kertas Saring
|
1
|
0,8 gr
|
KOH 20%
|
terbentuk kristal
|
8,749 gr
|
0,0004 gr
|
2
|
0,8 gr
|
NaOH 20%
|
tidak terbentuk kristal
|
∴ Reaksi
2 Al (s) +
2 KOH (aq) + 6 H2O (l) → 2 K[Al(OH)4] (s) + 3 H2 (g)
2 K[Al(OH)4]
(s) + H2SO4 (aq) → 2 Al(OH)3 (aq) + K2SO4 (aq) +
2 H2O (l)
2 Al(OH)3 (aq) +
3 H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (s) +
6 H2O (l)
K2SO4 (aq)
+ Al2(SO4)3 (s) + 12H2O (l) → 2 KAl(SO4)2.12H2O (s)
VI.
Pembahasan
Pada percobaan pembuatan tawas ini
digunakan alumunium foil sebagai bahan utama dalam pembuatan tawas. Sebagai
pelarut digunakan larutan KOH 20% dan juga NaOH 20%, penggunaan dua buah
larutan ini dimaksudkan untuk mengetahui larutan yang lebih cocok digunakan
dalam pembuatan tawas ini. Tawas dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium
(Al) dalam larutan basa kuat dan akan larut membentuk aluminat dan menghasilkan
gas hidrogen. Proses melarutkan ini dibantu dengan adanya panas untuk
mempercepat reaksi, dikarenakan dalam reaksi ini dihasilkan gas hidrogen yang
ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara, pemanasan juga bertujuan
untuk membuat gelembung-gelembung tersebut menghilang. Larutan aluminat
kemudian dinetralkan dengan menggunakan asam sulfat, dalam hal ini digunakan
air aki. Reaksi ini akan membentuk endapan putih dari Al(OH)3. Penambahan
larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa
K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang
terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
2 Al(OH)3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 +
6 H2O
Filtrat yang dihasilkan disaring untuk
menghilangkan pengotor-pengotornya. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan
didinginkan dalam es bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal tawas. Setelah
kristal tawas terbentuk, filtrat kemudian dicuci dengan menggunakan etanol 70%
yang berfungsi untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Kristal
yang terbentuk kemudian disaring, dikeringkan dan ditimbang berat kristal tawas
yang diperoleh.
Pada percobaan ini didapatkan jumlah
kristal tawas yang diperoleh adalah sebesar 8,749 gr yang dihasilkan dari
reaksi antara alumunium foil dengan KOH 20%, sedangkan reaksi antara alumunium
foil dengan NaOH 20% tidak menghasilkan kristal tawas, hal ini mungkin
disebabkan oleh konsentrasi dari NaOH yang rendah sehingga reaksi pembentukan
kristal berlangsung lambat juga mungkin disebabkan pada saat pemanasan dengan
larutan NaOH, suhu pemanasan diatur tinggi yang menyebabkan endapan yang
terbentuk larut.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
didapatkan hasil tawas dari reaksi alumunium foil 0,8 gr dengan menggunakan 50
mL larutan KOH 20% adalah sebesar 8,749 gr, sedangkan dengan NaOH 20% tidak
dihasilkan kristal tawas.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Proses
Pembuatan Alum (Tawas). http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-alum-tawas.html
diakses pada 2 Oktober 2013
Anonim.
2011. Pembuatan Tawas Dari Alumunium Foil. http://tulananda.wordpress.com/2011/10/20/pembuatan-tawas-dari-alumunium-foil/
diakses pada 2 Oktober 2013