PERCOBAAN I
PEMBUATAN GAS HIDROGEN
Hari/Tanggal : Kamis, 12 September 2013
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Setiap
tahun, konsumsi energi di Indonesia meningkat rata-rata sebesar 7% seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, dan perkembangan
industri. Jenis energi yang digunakan di Indonesia adalah minyak bumi, gas
alam, dan batu bara. Sampai saat ini pemakaian minyak bumi sebagai bahan bakar
dan sumber energi masih mendominasi di Indonesia. Akan tetapi, seiring dengan
pemakaian yang terus menerus, lambat laun cadangan minyak bumi, gas alam, dan
batu bara akan menyusut karena laju penggunaan yang cukup tinggi. Oleh karena
itu, perlu dilakukan modifikasi terhadap penggunaan energi untuk menghemat
pemakaian energi fosil dan juga untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan.
Hidrogen
adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa
unsur alam semesta. Sebagai unsur yang paling berlimpah, hidrogen memiliki
potensi untuk dibuat sebagai energi terbarukan. Hidrogen akan menjadi pemasok
energi utama untuk pembangkit listrik dengan sel bahan bakar, sebagai bahan
bakar mesin kendaraan, dan penggunaan-pengguanaan lainnya. Hal ini disebabkan
karena sifat dari hidrogen yang ramah lingkungan dan mudah untuk dikonversi
menjadi sumber energi. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar tidak memberi
efek rumah kaca, hujan asam, dan kerusakan lapisan ozon sehingga tidak merusak
lingkungan. Kendaraaan dengan teknologi sel bahan bakar hidrogen dinilai
memiliki efisiensi tiga kali lebih tinggi dibandingkan kendaraan bermesin yang
menggunakan bahan bakar bensin.
Beberapa
cara dapat dilakukan untuk membuat gas hydrogen diantaranya dengan menggunakan
metode elektrolisis air yaitu pemanfaatan arus listrik untuk menguraikan air
menjadi unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub
negatif atau katoda dan oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda. Hidrogen
yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi menghasilkan zero
emission, apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik
bebas polusi seperti energi angin atau panas matahari. Namun demikian dari sisi
konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang cukup besar.
II. Rumusan
Masalah
∴
Mengetahui bagaimana
cara sintesis Hidrogren
∴
Mengetahui reaksi apa
yang terjadi pada sintesis Hidrogen
III. Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui dan mengidentifikasi pembentukan gas Hidrogen
IV. Tinjauan
Pustaka
Hidrogen
merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana karena mengandung
1 proton dan 1 elektron. Dalam keadaan bebasnya berbentuk molekul gas diatomik,
yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen
merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia sehingga jarang sekali ditemukan
dalam bentuk bebasnya. Dialam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan
unsur lain, seperti dalam air hidrogen berikatan dengan oksigen atau dengan
karbon dalam metana. Untuk dapat memanfaatkannya, hidrogen harus dipisahkan
terlebih dahulu dari senyawanya.
Hidrogen
berasal dari bahasa latin yaitu hydrogenium adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam, bervalensi tunggal,
dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom
1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia. Senyawa hidrogen relatif
langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara
industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat
dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara
komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Hidrogen atau
H2 mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi,
dibandingkan dengan bahan bakar manapun. Kelarutan dan karakteristik hidrogen
dengan berbagai macam logam merupakan subjek yang sangat penting dalam bidang
metalurgi dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk menyimpan
hidrogen yaitu digunakan sebagai bahan
bakar. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun
ketidakmurnian dalam ke kisi hablur logam. Hidrogen bereaksi secara langsung
dengan unsur – unsur oksidator lainnya.
Aluminium
termasuk unsur yang banyak terdapat di kulit bumi. Umumnya aluminium ditemukan
bergabung dengan silikon dan oksigen, seperti dalam alumininosilikat, yang
terdapat dalam karang sebagai granit dan tanah liat. Logam aluminium berwarna
putih, mengkilat, mempunyai titik leleh tinggi yaitu sekitar 660°C, moderat lunak dan lembek
lemah jika dalam keadaan murni, tetapi menjadi keras dan lunak jika dibuat
paduan dengan logam-logam lain. Densitasnya sangat ringan sebesar 2,73 g/cm3.
aluminium merupakan konduktor panas dan konduktor listrik yang baik, namun
sifat ini lebih rendah dibandingkan dengan sifat konduktor tembaga. Atas dasar
sifat-sifat tersebut, logam aluminium sangat banyak manfaatnya. Dalam industri
rumah tangga, misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam induustri makanan
misalnya untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, pembugkus pasta gigi dan
lain sebagainya. Reaksi alumunium dengan basa menghasilkan gas hidrogen. Alumunium
dapat menunjukkan sifat asamnya jika direaksikan dengan basa seperti larutan
NaOH.
2 Al (s)
+ OH- (aq) + 6 H2O (l) → 2 [Al(OH)4]- (aq) +3 H2
(g)
V. Alat
dan Bahan
· Alat
1. Kaleng
biskuit
2. Botol
bekas sirup
3. Balon
4. Karet/benang
· Bahan
1. NaOH
2. Limbah
alumunium foil
3. Air
VI. Cara
Kerja
1. Mengisi
wadah kaleng biskuit dengan air sampai setengahnya
2. Mengisi
botol bekasn sirup dengan larutan NaOH ± 50 mL
3. Memasukkan
limbah alumunium foil yang sudah diremas-remas ke dalam botol sirup
4. Menutup
botol dengan balon
5. Merendam
botol sirup pada wadah kaleng yang berisi air dan amati balon sampai
menggelembung
6. Melepaskan
balon dari botol dan diikat dengan karet
7. Menghitung
volume H2 yang dihasilkan
VII. Data
Pengamatan
VIII. Perhitungan
A. Volume
H2 secara percobaan
B. V
H2 secara teori
Reaksi:
2
Al + 6 H2O → 2 Al(OH)3 + 3 H2
C. Tingkat
Kesalahan
IX.
Pembahasan
Hidrogen dapat dibuat atau diperoleh
dengan mereaksikan logam-logam dengan asam kuat yang dapat berupa H2SO4
dan dengan logam aluminium yang direaksikan
dengan basa kuat berupa NaOH. Pada praktikum kali ini, pembuatan gas
hydrogen dilakukan dengan menggunakan NaOH dan limbah alumunium foil, dimana
NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi. Aluminium merupakan
logam yang berwarna putih abu-abu (silver)
yang melebur pada 659 oC,
dan bila terkena udara akan teroksidasi pada permukaannya. Pembentukan hidrogen
ini terjadi menurut persamaan :
Pada saat alumunium foil dimasukan
kedalam botol yang berisi 50 mL NaOH 1 M terjadi gelembung-gelembung pada
alumunium foil, selanjutnya lubang botol ditutup dengan balon, sehingga gas
hydrogen yang diperoleh dari reaksi tersebut tertampung di dalam balon. Untuk
mengidentifikasi dan memastikan telah dihasilkan hidrogen dalam reaksi yaitu
dengan melakukan pengujian membakar ujung balon dengan bantuan tissue dan
alkohol. Dan diperoleh suara ledakan yang ditimbulkan oleh gas H2
yang mengisi ruang balon.
Pada percobaan ini dilakukan empat
kali uji dengan menggunakan berat alumuniuum foil yang berbeda, masing-masing
yaitu 0.1 gram , 0.2 gram, 0.4 gram dan 0.8 gram. Secara berurutan memiliki
volume H2 sebesar 0.2052 L , 0.0899 L, 7.98x10-3 L dan
0.8953 L. Hasil ini menunjukan ada nya kesalahan. Karena seharusnya semakin
banyak alumunium foil yang ditambahkan, semakin besar pula gas hydrogen yang
dihasilkan. Kesalahan ini mungkin disebabkan karena pada saat memasukan
alumunium foil praktikan kurang cepat menutup lubang botol sehingga banyak gas
hydrogen yang ikut keluar di udara, dan pada saat memasukan tidak semua
alumunium foil yang sudah ditimbang sesuai beratnya masuk secara sempurna dan
ikut bereaksi dengan NaOH melainkan menempel di dinding botol yang menyebabkan
produksi hydrogen yang semestinya terbentuk sesuai berat alumunium tidak
terbentuk maksimal.
I.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan, gas hidrogen yang
dihasilkan dari reaksi dengan menggunakan alumunium 0,1 g adalah 0.2052 L,
Alumunium 0,2 g 0,0899 L, Alumunium 0,4 g 7.98x10-3
L dan Alumunium 0,8 g 0.8953 L.
II.
Daftar Pustaka
1 komentar:
Saya sudah mencoba mempraktekkan cara di atas. namun yang terjadii balon lemah untuk terbang.
pertanyaan saya, berapakah perbandingan/takaran untuk mendapatkan gas hydrogen dengan sempurna???
mohon penjelasan perbandingannya...
terimakasih.
Posting Komentar