Rabu, 25 September 2013

PEMBUATAN TAWAS

PERCOBAAN III
PEMBUATAN TAWAS

Hari/Tanggal   : Kamis, 26 September 2013

I.          Tujuan Praktikum
Mengetahui pembuatan tawas dari limbah cair hasil pembuatan gas hidrogen

II.          Dasar Teori
Lingkungan hidup adalah semua benda yang hidup (biotik) dan yang tidak hidup (abiotik) serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Antara manusia dan lingkungan terdapat hu ungan timbal balik, manusia mempengaruhi lingkungannya begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan tercemar maka manusia akan merasakan dampaknya. Persoalan lingkungan yang ada hampir selalu ditimbulkan oleh ulah manusia dan kegiatan produksi yang dilakukannya. Kedua aktivitas ini merupakan sumber pencemaran lingkungan karena menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan yang berbahaya yang tidak dapat di daur ulang. Kegiatan produksi selain menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi juga menghasilkan limbah, berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah-limbah tersebut akan menyebabkan pencemaran lingkungan meliputi pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24 H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.
Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Tawas sering sebagai penjernih air ,kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18 H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana. Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Tawas sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.

III.          Alat dan Bahan
Ø Alat
1.    Erlenmeyer
2.    Gelas ukur
3.    Gelas beaker
4.    Corong
5.    Batang pengaduk
6.    Neraca Analitik
7.    Hot plate
8.    Kertas saring
Ø Bahan
1.    Alumunium foil
2.    KOH 20%
3.    NaOH 20%
4.    H2SO4 (air aki)
5.    Etanol 70%

IV.          Cara Kerja
1.    Ditimbang alumunium foil sebanyak 0,8 gr
2.    Dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi 50 mL KOH 20% kemudian dipanaskan di atas hot plate
3.    Proses pemanasan dihentikan sampai gelembung-gelembung gas yang terbentuk hilang
4.    Larutan tersebut disaring dan didinginkan
5.    Ditambahkan dengan 30 mL H2SO4 (air aki) sambil diaduk
6.    Larutan disaring dan didinginkan di dalam es
7.    Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong dan dicuci dengan 20 mL etanol 70%
8.    Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
9.    Dilakukan percobaan yang sama dengan melarutkan alumunium foil dalam NaOH 20%

V.          Data Pengamatan
NO
Alumunium
Ditambahkan
Hasil
Berat Tawas
Berat Kertas Saring
1
0,8 gr
KOH 20%
terbentuk kristal
8,749 gr
0,0004 gr
2
0,8 gr
NaOH 20%
tidak terbentuk kristal

     Reaksi
2 Al (s) + 2 KOH (aq) + 6 H2O (l)  2 K[Al(OH)4] (s) + 3 H2 (g)
2 K[Al(OH)4] (s) + H2SO4 (aq)  2 Al(OH)3 (aq) + K2SO4 (aq) + 2 H2O (l)
2 Al(OH)3 (aq) + 3 H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (s) + 6 H2O (l)
K2SO4 (aq) + Al2(SO4)3 (s) + 12H2O (l)  2 KAl(SO4)2.12H2O (s)

VI.          Pembahasan
Pada percobaan pembuatan tawas ini digunakan alumunium foil sebagai bahan utama dalam pembuatan tawas. Sebagai pelarut digunakan larutan KOH 20% dan juga NaOH 20%, penggunaan dua buah larutan ini dimaksudkan untuk mengetahui larutan yang lebih cocok digunakan dalam pembuatan tawas ini. Tawas dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat dan akan larut membentuk aluminat dan menghasilkan gas hidrogen. Proses melarutkan ini dibantu dengan adanya panas untuk mempercepat reaksi, dikarenakan dalam reaksi ini dihasilkan gas hidrogen yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara, pemanasan juga bertujuan untuk membuat gelembung-gelembung tersebut menghilang. Larutan aluminat kemudian dinetralkan dengan menggunakan asam sulfat, dalam hal ini digunakan air aki. Reaksi ini akan membentuk endapan putih dari Al(OH)3. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
2 Al(OH)+ 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 6 H2O
Filtrat yang dihasilkan disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan didinginkan dalam es bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal tawas. Setelah kristal tawas terbentuk, filtrat kemudian dicuci dengan menggunakan etanol 70% yang berfungsi untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Kristal yang terbentuk kemudian disaring, dikeringkan dan ditimbang berat kristal tawas yang diperoleh.
Pada percobaan ini didapatkan jumlah kristal tawas yang diperoleh adalah sebesar 8,749 gr yang dihasilkan dari reaksi antara alumunium foil dengan KOH 20%, sedangkan reaksi antara alumunium foil dengan NaOH 20% tidak menghasilkan kristal tawas, hal ini mungkin disebabkan oleh konsentrasi dari NaOH yang rendah sehingga reaksi pembentukan kristal berlangsung lambat juga mungkin disebabkan pada saat pemanasan dengan larutan NaOH, suhu pemanasan diatur tinggi yang menyebabkan endapan yang terbentuk larut.

VII.          Kesimpulan
Berdasarkan percobaan didapatkan hasil tawas dari reaksi alumunium foil 0,8 gr dengan menggunakan 50 mL larutan KOH 20% adalah sebesar 8,749 gr, sedangkan dengan NaOH 20% tidak dihasilkan kristal tawas.

Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Proses Pembuatan Alum (Tawas). http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-alum-tawas.html diakses pada 2 Oktober 2013
Anonim. 2011. Pembuatan Tawas Dari Alumunium Foil. http://tulananda.wordpress.com/2011/10/20/pembuatan-tawas-dari-alumunium-foil/ diakses pada 2 Oktober 2013

LAMPIRAN
Gambar 1. Tawas hasil percobaan

1 komentar:

ohanzeerabourn mengatakan...

A Complete Review of the Casino - WooriCasinos.info
The Casino has been welcoming new 에밀리 벳 리 카즈 players 룰렛 게임 since 2014. In fact, you can play bet surface area games 슬롯추천 like roulette, blackjack, craps, 토토 분석 사이트 and more. This site has also

Posting Komentar