PERCOBAAN VI
SIFAT KIMIA SENYAWA KLOR
I.
Tujuan
1.
Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
2.
Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
II.
Dasar Teori
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan sifatnya.
Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan
dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2 dan
bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung
mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini
disebut disporposionasi:
2 Cl2(aq) +
2 H2O → HClO(aq) + 2
HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan
hipoklorit (NaOCl). Ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya
oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl- sebab
asam hipoklorit, HClO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah
basa yang cukup kuat.
Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari.
Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia.
Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi. Klor juga digunakan secara
besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan
minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat,
plastik, dan banyak produk lainnya. Ion klorida membentuk endapan dengan
ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan
sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna
dan melarutnya endapan atau padatan.
Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa
klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih
jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida
dan ekstraksi brom. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan
hipoklorit (NaOCl), ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya
oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl‑ sebab
asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah
basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan
merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan
ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan
sebagai ligan dalam pembentuka kompleksyang diamati melalui perubahan warna dan
melarutnya endapan atau padatan.
III.
Alat dan Bahan
A.
Alat:
1.
Pipet tetes
2.
Rak tabung reaksi
3.
Gelas ukur
4.
Tabung reaksi
B.
Bahan:
1.
NaCl 0,1 M
2.
AgNO3 0,1 M
3.
NH3 6M
4.
CuSO4 0,1 M
5.
Kertas lakmus merah dan biru
6.
NaOCl 5% ( baycline)
7.
NaOH 6 M
8.
KI 0,1 M
9.
KBr 0,1 M
10.
n-heksana atau petroleum eter
11.
HCl pekat
IV.
Cara Kerja
A.
Ion Klorida (Cl-)
a.
Kelarutan dan kestabilan garam klorida
1.
Dimasukkan 1 ml NaCl dan 1 ml Ag2SO4 kedalam
tabung reaksi
2.
Larutan diaduk hingga merata agar endapan yang terbentuk larut
3.
Ditambahkan HNO3 sedikit berlebih dan diaduk
4.
Diamati perubahan yang terjadi
b.
Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
1.
Dimasukkan 2 mL CuSO4 0,1 M + 2ml HCl pekat
kedalam tabung reaksi
2.
Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest dan diamati yang terjadi
3.
Ditambahkan 3 ml HCl pekat ke dalam AgNO3 0,1 M
4.
Diaduk beberapa menit agar endapan larut kembali
5.
Dimasukkan 1 ml NaCL + 1 ml AgNO3 ke dalam tabung
6.
Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi
B.
Ion Hipoklorit (ClO-)
a.
Reaksi Lakmus
1.
Diteteskan larutan NaOCl 5% pada kertas lakmus merah dan biru
2.
Diamati perubahan warna yang terjadi
b.
Reaksi dengan AgNO3
1.
Dimasukkan 1 ml AgNO3 0,1 M + 3 ml NaOCl ke dalam tabung reaksi
2.
Diamati endapan yang terbentuk
3.
Ditambahkan HNO3 6 M
4.
Dibandingkan dengan campuran NaOH 6 M dengan AgNO3
5.
Diamati perubahan yang terjadi
c.
Daya Oksidasi
1.
Dimasukkan 2 ml KI 0,1 M dan 1 ml n-heksana ke dalam tabung
(kerjakan di luar asam)
2.
Beberapa tetes larutan NaOCl 5% ditambahkan sambil diaduk
3.
Dicatat perubahan warna yang terjadi pada lapisan heksana (hindari
kelebihan NaOCl karena dapat menghilangkan warna I2)
V.
Data Pengamatan
VI.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan
pengujian sifat – sifat dari senyawa klor. Bahan-bahan yang digunakan
adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai sampel.
Pada percobaan pertama adalah
menguji kelarutan dan stabilitas garam klorida, dengan mereaksikan antara NaCl
dengan Ag2SO4. Terbentuk endapan putih AgCl, endapan ini
tidak larut dalam air. Tetapi larut dalam larutan kalium tiosulfat dan kalium
sianida serta dalam ammonia encer. Setalah itu diteteskan kembali HNO3
terbentuk endapan berupa gumpalan berwarna abu-abu keunguan.
NaCl + Ag2SO4 → AgCl ↓ + Na2SO4
AgCl + HNO3 → AgNO3 ↓ + HCl
Pada percobaan yang kedua adalah
pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl-
dapat membentuk kompleks logam transisi. Ion kompleks memiliki ion logam dengan
jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Asam adalah
akseptor elektron molekul yang dapat menerima elektron dan basa adalah molekul
yang memberikan elektron. Pencampuran CuSO4 dengan HCl terjadi
perubahan warna menjadi warna hijau muda, dan setelah ditambahkan aquades warna
menjadi biru kehijauan. Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri
dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai
hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi
biru kehijauan. Setelah ditambahkan kembali dengan aquadest (reaksi hidrolisis)
warna berubah menjadi ke warna sebelumnya yaitu hijau bening. Hal ini
disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida ditambahkan dengan aquadest
dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan molekul air
sebagai produk sampingnya. Sedangkan pencampuran Ag2SO4
dengan HCl terbentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dengan
penambahan HCl. Selanjutnya adalah pencampuran NaCl dengan Ag2SO4
terbentuk endapan putih AgCl. Setelah ditambahkan H2O endapan
putih AgCl sedikit larut dengan penambahan H2O tersebut, tetapi
tidak larut sempurna.
Percobaan yang ketiga adalah tes
lakmus. Hal ini menunjukkan bahwa NaOCl (bayclean) adalah larutan yang bersifat
basa, karena dapat merubah lakmus merah menjadi lakmus biru.
Percobaan keempat, adalah reaksi
dengan AgNO3. Untuk reaksi
antara 1 ml AgNO3 0,1M + 3 ML NaOCL 5% terbentuk suatu endapan putih
susu kemudian terjadi pembentukan gas, filtrat berubah menjadi kekuningan
karena penambahan 20 tetes HNO3 6M :
2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl + 2NaNO3 + O2
2HNO3 + NaOCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3 + H2O
dari persamaan reaksi tersebut terindikasikan bahwa
gas yang terbentuk merupakan terbentuknya gas oksigen dalam larutan. Untuk
reaksi antara 3 ml NaOH 6M + 1 ml AgNO3 0,1M terbentuk suatu endapan
coklat kehitaman dan endapan sedikit memudar dengan penambahan 20 tetes HNO3
6M. Diketahui bahwa penambahan NaOH pada suatu AgNO3 membentuk
endapan coklat perak oksida :
2Ag+ + 2OH- → Ag2O + H2O
dan endapan melarut dalam larutan amonia atau asam
nitrat :
Ag2O
+ 2H+ → 2Ag+
+ H2O
dari persamaan-persamaan reaksi di atas terlihat bahwa
endapan yang terbentuk tentu berbeda yakni endapan putih AgCl dari reaksi
antara AgNO3 dengan NaOCl, endapan coklat Ag2O dari
reaksi antara AgNO3 dengan NaOH.
Dan percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi
ion ClO- dengan menggunakan KI dan C6H12. Ion
ClO- memiliki daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator
kuat yang dapat larut dalam air dingin. Reaksi antara KI dengan NaOCl membentuk
larutan yang terpisah menjadi dua. Lapisan yanga atas berwarna merah muda
(pink), sedangkan yang bawah berwarna kuning. Ini merupakan hasil oksidasi
antara KI dan NaOCl dan n-heksana berguna sebagai media oksidasi. Reaksi antara
KBr dengan NaOCl tidak terjadi perubahan warna, hanya terjadi pemisahan 2
lapisan dan terbentuk gelembung. Hal ini terjadi karena daya oksidasi Br dan Cl
hampir sama (tidak mengalami perubahan yang signifikan). Pada reaksi KI dan
n-heksana dan diteteskan dengan HCl, reaksi membentuk larutan dengan dua
lapisan yang atas berwarna ungu, dan lapisan bawah berwarna merah darah.
Dan pada reaksi KBr dengan n-heksana dan diteteskan HCl, reaksi membentuk tiga
lapisan. Lapisan paling atas berwarna kuning, lapisan tengah bening, dan
lapisan bawah juga berwarna kuning. Penambahan HCl menyebabkan Br teroksidasi
karena suasana berubah menjadi asam,sehingga daya oksidasi Cl meningkat.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Natrium Hipoklorit (NaOCl)
bersifat basa.
2.
Pembentukan perbedaan
lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran, dan
berat jenis tiap komponen larutan.
3.
Pembentukan logam kompleks
klor ditandai dengan perubahan warna.
Chalid, Sri
Yadial.2011.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Vogel bag-1.1985.Buku teks
analisis anorganik kualitatif. Jakarta : PT. Kalman media pusaka
http://tunasalamuin.blogspot.com/view/classic
diakses pada tanggal 9 oktober 2012 pukul 11:00 WIB
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar