Sabtu, 19 Oktober 2013

UJI DAYA SERAP ADSORBEN PADA PENJERNIHAN FeCl3

PERCOBAAN V
PENJERNIHAN FeCl3 DENGAN ADSORBEN

I.      Tujuan
1.      Melakukan penjernihan FeCl3 dengan menggunakan adsorben tawas, zeolit, dan bata merah
2.      Membandingkan adsorben yang tepat untuk penjernihan FeCl3

II.   Dasar Teori
Penjernihan air merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membuat air dapat diterima untuk penggunaan terakhir seperti air minum, proses industri, medis, dan banyak penggunaan air. Tujuan dari proses penjernihan sebenarnya adalah untuk menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air layak untuk digunakan. Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan penjernihan pada larutan FeCl3 dengan menggunakan adsorben dari tawas pasar, zeolit, dan bata merah.
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna.

III.  Alat dan Bahan
A.      Alat:
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung
3.      Stirrer
4.      Corong
5.      Gelas Ukur 100 mL
6.      Pipet tetes
7.      Kaca Arloji
8.      Mortal dan Alu
9.      Neraca Analitik
10.  Kertas Saring
B.      Bahan:
1.      Larutan FeCl3 100 ppm
2.      Zeolit
3.      Bata merah
4.      Tawas pasar
5.      Aquades

IV.  Cara Kerja
1.    Disiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung diisi dengan larutan FeCl3 100 ppm sebanyak 30 mL
2.    Ditimbang tawas, zeolit, dan bata merah yang telah dihaluskan masing-masing sebayak 1 gr
3.    Tawas, zeolit, dan bata merah yang ditimbang masing-masing dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang berbeda
4.    Dihomogenkan dengan menggunakan stirrer
5.    Didiamkan selama 30 menit
6.    Disaring masing-masing larutan FeCl3 tersebut, dan dibandingkan kejernihan dari larutan yang didapat

V.   Data Pengamatan


VI.  Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk membandingkan penggunaan adsorben yang baik untuk penjernihan larutan berwarna seperti FeCl3. Larutan FeCl3 yang digunakan dibuat dengan konsentrasi 100 ppm, pada konsentrasi ini larutan FeCl3 akan berwarna kuning, kemudian dilakukan untuk mengetahui adsorben yang baik digunakan untuk menyerap zat warna pada larutan FeCl3. Percobaan pertama adalah menggunakan tawas sebanyak 1 gr yang dimasukkan ke dalam 30 mL larutan FeCl3. Hasil percobaan didapatkan bahwa pada penggunaan tawas setelah dihomogenkan dengan larutan, zat warna yang terserap hanya sedikit sehingga tidak mampu menjernihkan larutan. Hal ini disebabkan karena untuk dapat menjernihkan suatu zat yang kotor menggunakan tawas diperlukan jumlah yang lebih banyak dan waktu yang cukup lama agar larutan menjadi jernih.
Pada penggunaan zeolit dan batu bata, kekeruhan larutan dapat dihilangkan. Ini disebabkan karena zeolit memiliki sifat sebagai adsorben dan penyaring molekul, yang dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Pad percobaan, penyerapan zat warna oleh zeolit berlangsung dengan sangat cepat, sedangkan pada penggunaan batu bata dibutuhkan waktu untuk menjernihkan larutan.

VII.   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dihasilkan bahwa zeolit dan batu bata mampu menyerap zat warna lebih baik pada larutan FeCl3 sehingga larutan menjadi jernih dan tidak berwarna, sedangkan tawas tidak mampu menyerap larutan FeCl3 dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Tawas. http://id.wikipedia.org/wiki/Tawas diakses pada 20 Oktober 2013
Anonim. 2012. Adsorpsi Dengan Zeolit, Arang Kasar, Arang Halus, dan Batu Bata. http://se-nyum.blogspot.com/2012/09/adsorpsi-dengan-zeolit-arang-kasar_691.html diakses pada 20 Oktober 2013
Putra, Sinly Evan. 2007. Zeolit Sebagai Mineral Serba Guna. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/zeolit_sebagai_mineral_serba_guna/ diakses pada 20 Oktober 2013
Wibawa, Indra. Makalah Kimia Fisik II: Adsorpsi.. Lampung: Universitas Lampung

LAMPIRAN


Gambar 1. Larutan FeCl3 100 ppm

Gambar 2. Pencampuran Tawas, Zeolit, dan Batu Bata pada larutan FeCl3




1 komentar:

Diki mengatakan...

percobaanya bagus bangetnya dan penjelasannya juga tertata dengan rapi, terima kasih tautannya bermanfaat, bagi yang sedang memerlukan magnetic stirrer hot plate denga rpm yang bisa diatur silahkan kunjungi http://stirrer-spincoater.zz.mu/stirrer.html

Posting Komentar