Rabu, 02 Oktober 2013

PENGUJIAN TAWAS

PERCOBAAN IV
PENGUJIAN TAWAS

Hari/Tanggal   :  Kamis, 3 Oktober 2013

I.      Tujuan
Melakukan pengujian terhadap kejernihan sampel dengan menggunakan tawas hasil percobaan

II.   Dasar Teori
Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan ini adalah dengan pengolahan air.
Tawas, atau dalam bahasa Inggris disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya.
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.

III.  Alat dan Bahan

Ø Alat
1.    Tabung Reaksi
2.    Gelas Ukur
3.    Batang Pengaduk
4.    Botol Semprot
Ø Bahan
1.    Tawas Pasaran
2.    Air sungai

IV.  Cara Kerja
1.      Disiapkan tawas hasil percobaan
2.      Dimasukkan sampel air sungai ke dalam dua buah tabung reaksi, masing-masing 10 mL.
3.      Ditimbang tawas sebanyak 1 gr dan 2 gr, lalu dimasukkan masing-masing ke dalam 2 tabung reaksi tersebut.
4.      Tabung reaksi dikocok hingga tawas melarut
5.      Didiamkan selama 60 menit dan diamati perubahan terhadap sampel yang terjadi

V.   Data Pengamatan

VI.  Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan percobaan penjernihan air dengan menggunakan tawas yang didapatkan dari hasil percobaan sebelumnya. Air yang digunakan adalah air danau yang memiliki sifat fisik berwarna hijau muda. Pada percobaan sebelumnya, tawas didapat dari reaksi dari limbah alumunium foil dengan KOH 20%. Tawas yang digunakan untuk menjernihkan air adalah salah satu contoh dari koagulasi dalam koloid. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi.
Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih. Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Pada percobaan ini, tawas dari percobaan dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi yang berisi sampel air danau dengan jumlah yang berbeda untuk dilakukan penjernihan air dan membandingkan jumlah tawas yang sesuai untuk menjernihkan 10 mL air danau. Tawas dan air kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 1 jam, lalu diamati perubahannya. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada kedua sampel yakni sampel dengan tawas 1 gr (A) dan sampel dengan tawas 2 gr (2), hanya pada tawas B terjadi perubahan dengan terbentuknya endapan pengotor berwarna hijau dan warna dari air danau yang dijernihkan tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada tabung reaksi A, tidak terjadi perubahan apapun. Hal ini dikarenakan untuk dapat menjernihkan air yang kotor, jumlah tawas yang digunakan haruslah sesuai dengan debet air yang digunakan agar tawas mampu mengendapkan kotoran yang ada pada sampel.

VII.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa penambahan 2 gr tawas pada sampel air danau sebanyak 10 mL mampu megendapkan kotoran yang ada pada sampel, sedangkan pada penambahan tawas 1 gr tidak dapat mengendapkan kotoran pada sampel.

Daftar Pustaka
Anwar, Tauhid. 2012. Manfaat Tawas. http://tauhid-anwar.blogspot.com/2012/10/manfaat-tawas.html diakses pada 10 Oktober 2013
Anonim. 2011. Proses Penjernihan Air. http://chemistryaddict.wordpress.com/2011/10/12/proses-penjernihan-air/ diakses pada 10 Oktober 2013

1 komentar:

vella aulia illahi mengatakan...

terimakasih telah membantu saya...

Posting Komentar