PERCOBAAN IV
PENGUJIAN TAWAS
Hari/Tanggal :
Kamis, 3 Oktober 2013
I.
Tujuan
Melakukan pengujian
terhadap kejernihan sampel dengan menggunakan tawas hasil percobaan
II.
Dasar Teori
Air merupakan salah satu komponen yang
sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat
lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini
persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air
yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah
rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah
mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu cara untuk menanggulangi
permasalahan ini adalah dengan pengolahan air.
Tawas, atau dalam bahasa Inggris disebut
"Alum" adalah suatu kristal sulfat dari logam-logam seperti lithium,
potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam lainnya. Kristal tawas ini cukup
mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis
logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk
menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas
juga digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya.
Alum merupakan salah satu senyawa kimia
yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya
Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal
dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air
panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia,
dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.
III. Alat dan Bahan
Ø Alat
1.
Tabung Reaksi
2.
Gelas Ukur
3.
Batang Pengaduk
4.
Botol Semprot
Ø Bahan
1.
Tawas Pasaran
2.
Air sungai
IV. Cara Kerja
1.
Disiapkan tawas hasil
percobaan
2.
Dimasukkan sampel air
sungai ke dalam dua buah tabung reaksi, masing-masing 10 mL.
3.
Ditimbang tawas sebanyak
1 gr dan 2 gr, lalu dimasukkan masing-masing ke dalam 2 tabung reaksi tersebut.
4.
Tabung reaksi dikocok
hingga tawas melarut
5.
Didiamkan selama 60
menit dan diamati perubahan terhadap sampel yang terjadi
V.
Data Pengamatan
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan percobaan
penjernihan air dengan menggunakan tawas yang didapatkan dari hasil percobaan
sebelumnya. Air yang digunakan adalah air danau yang memiliki sifat fisik
berwarna hijau muda. Pada percobaan sebelumnya, tawas didapat dari reaksi dari
limbah alumunium foil dengan KOH 20%. Tawas yang digunakan untuk menjernihkan
air adalah salah satu contoh dari koagulasi dalam koloid. Koagulasi adalah
proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan
untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Biasanya
pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses
pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan
partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah
lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu
dapat dikonsumsi.
Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat
digunakan sebagai penjernih air karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu
mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan
air menjadi jernih. Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air
limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang
melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Pada percobaan ini, tawas
dari percobaan dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi yang berisi sampel
air danau dengan jumlah yang berbeda untuk dilakukan penjernihan air dan
membandingkan jumlah tawas yang sesuai untuk menjernihkan 10 mL air danau.
Tawas dan air kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 1 jam, lalu diamati
perubahannya. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada kedua sampel yakni
sampel dengan tawas 1 gr (A) dan sampel dengan tawas 2 gr (2), hanya pada tawas
B terjadi perubahan dengan terbentuknya endapan pengotor berwarna hijau dan warna
dari air danau yang dijernihkan tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada
tabung reaksi A, tidak terjadi perubahan apapun. Hal ini dikarenakan untuk
dapat menjernihkan air yang kotor, jumlah tawas yang digunakan haruslah sesuai
dengan debet air yang digunakan agar tawas mampu mengendapkan kotoran yang ada
pada sampel.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan didapatkan bahwa penambahan 2 gr tawas pada sampel air danau
sebanyak 10 mL mampu megendapkan kotoran yang ada pada sampel, sedangkan pada
penambahan tawas 1 gr tidak dapat mengendapkan kotoran pada sampel.
Daftar
Pustaka
Anwar, Tauhid. 2012. Manfaat Tawas. http://tauhid-anwar.blogspot.com/2012/10/manfaat-tawas.html
diakses pada 10 Oktober 2013
Anonim. 2011. Proses Penjernihan Air. http://chemistryaddict.wordpress.com/2011/10/12/proses-penjernihan-air/
diakses pada 10 Oktober 2013
1 komentar:
terimakasih telah membantu saya...
Posting Komentar